Tiket masuknya murah meriah, dan sudah dikelola oleh Kereta Api Indonesia, jadi semuanya terawat dengan baik...
Bisa di-foto dari lantai atas...
Jadi kenyataannya, tidak semenyeramkan yang dibayangkan... untuk memastikan sejarahnya, tanyakan ke petugas disana istilah kerennya tour leader lah...
Ini hanya harga tiket masuknya ya, untuk tour leader-nya ada tambahan 75rb, tapi puas loh, dijelaskan dengan detail sebenarnya apa sih Lawang Sewu itu
Sejarah Lawang Sewu ini tak lepas dari sejarah perkeretaapian di Indonesia karena dibangun sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) kantor pusat perusahaan kereta api swasta yang pertama kali membangun jalur kereta api di Indonesia, menghubungkan Semarang dengan 'Vorstenlanden' (Surakarta dan Yogyakarta) dengan jalur pertama Semarang-Tanggung 1867.
Jadi ini adalah awalnya kantor Kereta Api Belanda, dengan kontruksi yang kuat banget... dengan ukuran tembok yang dibangun bersilang, penggunaan besi yang gede banget... dan dijelaskan juga Spoorweg yang berarti kereta ini lah yang menyebabkan banyak orang Jawa yang bilang kereta dengan sepur.
Nama Lawang Sewu berasal dari julukan (paraban bahasa jawa) yang diberikan masyarakat Semarang. Lawang memiliki arti 'pintu' dan Sewu memiliki arti 'seribu', sebuah toponim terhadap bangunan ini sejak berpuluh tahun lalu karena memiliki pintu yang jumlahnya sangat banyak.
Pada kenyataannya, daun pintu dan jendelanya, tidak sampai seribu, hanya ada 928 saja... lihat saja foto-foto yang ada, banyak sekali daun pintu dan jendelanya... Karena awalnya adalah kantor, jadi ruangan-nya hampir semua kosong.
Masa Perencanaan & Perancangan Direksi NIS di Den Haag menyerahkan perencaan Het Hoofdkantoor vande NIS ini kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Ouendag, arsitek dari Amsterdam.
Masa Pembangunan Pelaksanaan pembangunan dimulai 27 Februari 1904 dan selesai Juli 1907. Bangunan pertama yang dikerjakan adalah rumah penjaga dan bangunan percetakan, kemudian dilanjutkan dengan bangunan utama. Setelah dipergunakan beberapa tahun, perluasan kantor dilaksanakan dengan membuat bangunan tambahan di sisi Timur Laut tahun 1916 - 1918.
Perencanaannya sampai posisi daun jendela, awalnya kita pikir ada salah nih jendela dibuat terbalik, ternyata itu sengaja dikarenakan jaman dulu kantor itu banyak dokumen (kertas-kertas) jika jendela dibuat seperti biasa, maka kertas tersebut akan udah untuk beterbangan jika ada angin, ini dibuat terbalik supaya dokumen aman dan tetap ada sirkulasi udara...
Bagian horornya? Ternyata itu adalah ruangan basement pada gedung baru, dan isinya adalah instalasi listrik untuk Lawang Sewu bukan penjara seperti berita yang berseliweran...
supaya berita tersebut tidak semakin berkembang tidak benar sekarang ditutup.
Cerita yang menyeramkan itu diawali dari salah stasiun TV yang bikin acara uji nyali di gedung yang sudah tidak dihuni... jadilah gosip-gosip tersebut.
Pada saat acara tersebut berlangsung, gedung Lawang Sewu ini tidak terurus, jadilah menyeramkan... cocok donk buat lokasi syuting..
Pintu menuju ruang bawah tanah yang katanya horor itu
Isinya bukan hanya pintu dan ruangan kosong, tetapi juga ada sejarah tentang kereta dari jaman Belanda dan juga peralatan kereta..
Kalo ditanya serem ga? ya ngak lah perginya siang, tapi kalo malam.... hmmmm .... lumayan sih, soalnya ga ada lampu ya... trus lorong-lorong kosong.... Jadi bisa semacam uji nyali juga kali ya....
Salah satu contoh alat buat pengalihan jalur kereta pada zamannya
|