POSTS
Museum Nasional, Jakarta, Indonesia |
Mencoba mengajak anak having fun tidak harus selalu mall dan salah satunya ke museum... Dengan menggunakan busway (biar anak merasakan naik busway) dan turun di halte Museum Nasional, sampai deh...gampang banget aksesnya...dan murah pula ongkosnya...cukup Rp. 3500
Sesampainya di museum, dengan Rp. 5000 untuk dewasa dan Rp. 2000 untuk anak-anak kita udah bisa masuk ke museum.. Jangan lupa minta booklet yang isinya denah dan keterangan apa saja yang ada di museum...
Berdiri dari tahun 1778 oleh pemerintahan Belanda ( Bataviaasch Genootschap ) kemudian setelah berpindah tempat dua kali dikarenakan koleksi yang semakin banyak dan akhirnya sekarang berada di Jln. Merdeka Barat no 12.
Museum yang dibuka untuk umum pada tahun 1868 ini, saya mengenalnya dengan nama Museum Gajah, karena di depannya terdapat patung gajah dan ternyata patung gajah perunggu tersebut merupakan persembahan dari Raja Chulalongkorn dari Thailand yang berkunjung pada tahun 1871.
Peninggalan Arca ( Gedung Arca )
Banyak peninggalan arca di museum ini dan menurut saya pribadi sangat terawat (senang rasanya).. Ada yang berlokasi di dalam ruangan dan diluar ruangan...
Penjelasan dari setiap arca ini pun jelas, mulai ditemukan dimana, berasal dari zaman apa...keren!!
Koleksi Keramik
Koleksi keramik disini banyak yang berasal dari Cina atau Tiongkok, dan digunakan untuk perdagangkan yakni dijual atau ditukar dengan rempah-rempah.
Miniatur Rumah Adat
Jika saya lihat hampir semua daerah ada miniaturnya...keren banget ini... Sayangnya warnanya semua berwarna gelap, tapi tetap keren...salah satu contohnya Rumah Adat Tradisional Kerinci.
Rumah adat ini dibuat dari bambu dan kayu ini dikenal dengan nama 'umoh laheik' atau 'umoh panja'. Pondasi rumah ini tanpa menggunakan fondasi permanen hanya menggunakan batu alam untuk pasaknya. Atapnya pun terbuat dari jalinan ijuk, sedangkan bawah rumah ini ( umin ), digunakan untuk gudang untuk perkakas pertanian.
Suku Asmat
Sebenarnya banyak koleksinya dan bukan hanya suku asmat, yang membuat menarik ada perahu yang panjang banget..dan bukan miniatur.
Suku Asmat yang tinggal dipesisir sudah pasti memerlukan perahu sebagai alat transportasi. Sebelum adanya perahu bermotor, dipakailah perahu ini dengan ukuran panjang antara 2,5 - 5 meter dan dikayuh dengan cara berdiri.
Perahu dikerjakan didepan 'yeu' ( rumah khusus laki-laki ) dengan menggunakan kayu bakau atau kayu kelapa, dan disamping perahu terdapat ukiran-ukiran dengan motif yang melambangkan nenek moyang.
Anyaman dan Tenunan
Banyak koleksi tenunan dari berbagai daerah, misalnya ada kain yang berasal dari kayu yang kemudian direndam hingga menjadi lembut seperti kain berasal dari Irian.
Selain dari Irian ada juga anyaman dari Nusa Tenggara Timur. Anyaman ini terbuat dari daun lontar, bambu, pandan dan daun kelapa. Anyaman ini tidak diwarnai cukup dijemur dan kemudian baru dibentuk sesuai dengan keinginan, misalnya dibuat tikar, keranjang padi atau yang lainnya.
Kesenian Barong
Kesenian ini berasal dari Bali, tepatnya agama Hindu yang menjadi mayoritas di Bali. Kesenian Barong ini berasal dari kepercayaan bahwa Barong dan Ragna memiliki kekuatan yang berimbang dan keabadian, sehingga perang tanding yang tidak ada habisnya.
Gamelan Jawa
Gamelan merupakan kumpulan alat musik yang terdiri dari gender, gender penerus, slenthem, gambang, rebab, suling dan sebagainya.
Gamelan ini biasanya untuk mengiringi suatu pertunjukan misalnya wayang, tari atau yang lainnya untuk penghibur para bangsawan seperti pada relief yang terdapat pada Candi Borobudur.
Senjata ( Meriam )
Kata meriam yang berasal dari bahasa Portugis yaitu 'Santa Mariam' dan dilafalkan oleh orang Indonesia dengan meriam ini merupakan senjata untuk menembak jarak jauh.
Koleksi senjata meriam yang ada disini berasal dari Portugis, Belanda dan ada juga yang buatan Indonesia.
|
|
#Museum |
last update : 18 Mar 2016 |
|
|
|